Siapakah di antara kita yang tidak pernah mendengar atau tidak mengenal ikan teri? Apalagi bila disebut teri Medan. Teri adalah ikan kecil yang sering menjadi teman nasi dalam makanan keseharian kita. Namanya sering digunakan sebagai kiasan betapa kecilnya sesuatu, sebutlah pengusaha kelas teri yang bukan berarti ia seorang pengusaha ikan teri. Ia adalah pengusaha kecil untuk dibandingkan dengan pengusaha kelas kakap yang berarti pengusaha besar.Namun tahukah Anda bahwa dari ikan yang kecil seorang ilmuwan Indonesia yang bergulat di bidang taksonomi ikan ditabalkan namanya sebagai penghargaan atas prestasi dan dedikasi beliau. Penghargaan tidak berupa uang, tidak berupa medali, atau pun sertifikat. Penghargaan itu mewujud ketika namanya ditabalkan sebagai nama ilmiah ikan teri baru yang ditemukan di Pintu Kota, Lembeh, Sulawesi Utara yaitu Stolephorus teguhi. Temuan ikan teri baru ini telah diterbitkan pada Ichthyological Research 56:292–295 tahun 2009 dengan judul “A new anchovy, Stolephorus teguhi (Clupeiformes: Engraulidae), from North Sulawesi, Indonesia”.
Siapakah ilmuwan Indonesia tersebut? Dialah Bapak Dr. Teguh Peristiwady, seorang peneliti taksonomi ikan yang berkarya di UPT Loka Konservasi Biota Laut, Puslit Oseanografi LIPI, Bitung. Dari Bitung di ujung utara Sulawesi beliau bekerja, beliau meneliti, beliau merenung, dan menuliskan hasilnya dalam hening dan senyapnya laboratorium. Tulisannya banyak tersebar dalam berbagai jurnal ilmiah internasional dan beliau juga telah menulis buku. Salah satunya adalah Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. Petunjuk identifikasi yang diterbitkan oleh LIPI Press, Jakarta. Begitulah seorang Teguh, seorang ilmuwan yang bertindak dan bersikap seperti harapan dan doa orangtuanya yang memberikan nama Teguh.
Masyarakat Iktiologi Indonesia mengucapkan selamat kepada Bapak Teguh Peristiwady. Semangat juang dan kerja keras Bapak menjadi teladan bagi para peneliti muda di Indonesia.